Rezky Wijaya

Laman

Kamis, 17 Januari 2013

Proses Pencernaan Lemak Dalam Tubuh Manusia


Proses Pencernaan Lemak

Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan lemak berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah. Lemak tersebut akan memasuki usus kecil, di mana tetes-tetes lemak besar diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan emulsifier (asam empedu dan lesitin) menjadi tetesan lemak yang lebih kecil.

Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida (Gambar 1). Trigliserida terdiri dari rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang menempel dan menjadi bentuk molekuler seperti huruf besar E. Enzim lipase gastrointestinal memecah trigliserida yang terdapat di tetesan lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, yang cukup kecil untuk memasuki sel-sel mukosa dinding usus. Untuk itu, molekul-molekul ini harus dapat larut dalam air.

Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida, vitamin yang larut dalam lemak, lesitin dan kolesterol untuk membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel. Misel kemudian menuju dinding sel dinding usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida melewati membran dan memasuki sel. Misel sendiri tidak melewati membran. Setelah memasuki sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi trigliserida. Proses pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui sistem limfatik menuju sistem peredaran darah lalu ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang disebut dengan adiposit.

Proses Pencernaan Karbohidrat Dalam Tubuh Manusia

Proses Pencernaan Karbohidrat

Pencernaan karbohidrat di mulai dari mulut. Makanan berkarbohidrat yang diperoleh kemudian dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase. Amilase menguraikan karbohidrat menjadi glukosa. Bila berada di dalam mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. Enzim amilase di ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral.

Pencernaan karbohidrat di dalam usus halus dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida.

Monosakarida glukosa, ruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif, tapi bisa konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.

Sisa-sisa pencernaan yang tidak dapat dicerna seperti pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan sebagian kecil pati akan masuk ke dalam usus besar. Ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisme di dalam usus besar. Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang sudah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase,
serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan fruktan.

Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen, metan, dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat, asam propionat, dan asam butirat.

Proses Pencernaan Protein Dalam Tubuh Manusia

Proses Pencernaan Protein

Pencernaan protein berlanjut di usus halus atau duodenum. Enzim-enzim pankreas yaitu tripsin, kimotripsin, dan karbosipeptidase disekresi dalam bentuk tidak aktif. Enzim enterokinase akan mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Selanjutnya, tripsin akan mengubah enzim-enzim lain ke bentuk aktif. Enzim-enzim tersebut akan mencerna polipeptida menjadi peptide.

Enzim brush border seperti karbosipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase memecah peptide dan dipeptida menjadi asam amino. Setiap harinya sekitar 50 g asam amino harus diabsorpsi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu sintesis protein (nitrogen) melebihi kecepatan pemecahan dan pembuangannya. Keseimbangan nitrogen negatif berarti pemecahan protein melebihi sintesisnya, hal ini terhadi pada waktu sakit, misalnya infeksi atau luka bakar.

Asam amino kemudian diabsorpsi ke dalam kapiler darah usus halus. Protein yang tidak dapat terurai bersamaan dengan yang lainnya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon atau usus besar.

Penyerapan Mineral Di dalam Tubuh Manusia

Penyerapan Mineral

Penyerapan mineral oleh tubuh dipengaruhi oleh banyak faktor.Masing-masing mineral memiliki tingkat penyerapan yang berbeda, yang dipengaruhi oleh pola makan yang tidak sehat. Selama penipisan tanah dan pengurangan mineral, banyak makanan yang kita makan sekarang mengalami kekurangan mineral. Makanan olahan, kelebihan protein, dan pemanis buatan memerlukan mineral lebih yang tersimpan dalam tubuh kita untuk diuraikan. Proses penguraian ini memerlukan enzim-enzim, yang membutuhkan seng, kromium, dan tembaga untuk dapat bekerja. Hal ini juga menyebabkan kekurangan mineral. Segala produk susu, alkohol, obat-obatan, dan makanan berserat tinggi menghalangi penyerapan mineral.

Defisiensi mineral terjadi ketika kekurangan jumlah dari suatu mineral menyebabkan defisiensi pada minerla lainnya. Hal ini disebabkan karena minerla akan melengkapi satu sama lain untuk proses penyerapan dan pengikatan. Zat besi, tembaga. dan seng akan saling berkompetisi jika jumlah mereka tidak seimbang. Tembaga dibutuhkan untuk mengubah zat besi menjadi hemoglobin, tetapi jika seng terlalu banyak, sedangkan zat besi kurang, maka tidak akan terbentuk hemoglobin, yang akhirnya menyebabkan anemia.

Mineral harus dalam bentuk yang dapat masuk ke dalam sel. Mineral yang tidak memenuhi syarat hanya melewati tubuh, tanpa diserap. Mineral diserap melalui dinding usus dan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan mineral, terdapat suplemen mineral dalam berbagai bentuk: elemental, ionic, colloidal and chelated.

Elemental mineral adalah yang paling murah untuk diproduksi. Masalahnya adalah, hanya 1-8% dari suplemen mineral tersebut yang dapat diserap tubuh. Ionic mineral adalah suplemen mineral dalam bentuk ion. Ion-ion diserap melalui usus dengan terikat pada protein karier pada dinding usus. Ionic mineral memerlukan lingkungan yang asam agar dapat diserap. Menyerap ion-ion mineral memerlukan kondisi dan waktu serta tempat yang tepat. Bagian dari usus yang paling sesuai adalah di usus halus.

            Colloidal mineral lebih mudah diserap karena partikel-partikel mineral dibuat dalam bentuk cair. Chelate mineral adalah jenis mineral yang terikat dengan molekul karier. Ikatan-ikatan dari asam amino paling mudah diserap. Dipeptida chelate dapat terserap lebih cepat daripada mineral ionic karena mineral chelate terikat lebih kuat, yang menyebabkan ia terserap lebih cepat, lebih mudah, dan mengurangi pemakaian energi metabolisme. jadi, suplemen mineral yang paling aman dan baik untuk tubuh adalah dalam bentuk chelate.

Penyerapan Vitamin Secara Umum Dalam Tubuh Manusia


Penyerapan Vitamin Secara Umum

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.

            Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus

Jenis Vitamin
Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan beta-karoten
Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
Vitamin C
Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin)
Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin)
Difusi pasif
Niasin
Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin)
Difusi pasif
Folasin (Asam Folat)
Menggunakan Na+
Vitamin B12
Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari lambung.