Tugas Perkembangan Remaja
Perkembangan merupakan istilah yang menunjukkan suatu
perubahan pada aspek psikis dan lebih bersifat kualitatif, seperti aspek
emosi, kognisi, bahasa, keagamaan, keluwesan dalam bertindak, dan
sebagainya. Pertumbuhan lebih menunjukkan pada perubahan individu dari
segi fisik dan bersifat kuantitatif, seperti pertambahan tinggi badan,
pertambahan atau perubahan jumlah tulang belulang, pertumbuhan gigi, dan
lain-lain.
Istilah kematangan menunjukkan pada suatu fase kesiapan individu
untuk menjalankan fungsi tertentu (kesiapan untuk berubah) sesuai dengan
tingkat perkembangan dan pertumbuhannya. Umpamanya kematangan
reproduktif yang ditandai dengan menstruasi pertama yang dialami remaja
putri, atau polusi atau mimpi basah yang dialami remaja putra, kesiapan
untuk berjalan, kesiapan untuk sekolah, dan sebagainya. Dan istilah
belajar lebih mengacu pada upaya individu untuk terjadinya perubahan
perilaku.
Sangat diyakini bahwa tingkat perubahan yang dicapai seseorang akan
sangat dipengaruhi oleh keragaman ‘tuntutan’ tingkat kematangan,
pertumbuhan, perkembangan, dan lingkungannya. Tuntutan itu disebut
dengan istilah tugas perkembangan. Karena tugas perkembangan itu umumnya
digambarkan sebagai suatu kemampuan atau keterampilan yang harus
dikuasai seseorang, maka menurut Nurhudaya (Supriatna, 2011: 119) tugas
perkembangan dapat dirumuskan sebagai suatu atau seperangkat kompetensi
yang harus dimiliki seseorang dalam setiap fase perkembangan, yang
timbul dari tuntutan lingkungan (masyarakat, keluarga, lingkungan
sosial, dan sebagainya), perkembangan fisik (kematangan organ-organ
fisik), dan aspirasi, cita-cita atau karakteristik pribadi masing-masing
individu. Keterampilan-keterampilan itu harus dimiliki atau dicapai
oleh seseorang agar ia ‘menjadi seorang manusia’ atau dapat
‘mempertahankan dirinya sebagai manusia’, atau untuk dapat menjalani
kehidupannya. Keterampilan atau kompetensi itu juga sering disebut
dengan Life skills atau Skills for Life.
Tugas perkembangan yang harus dicapai seseorang berbeda untuk setiap
tahapnya, sesuai dengan tuntutan empat faktor tersebut di atas. Menurut
Havigust (Supriatna, 2011: 120), tugas perkembangan usia remaja adalah
sebagai berikut:
- Mencapai hubungan-hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis.
- Mencapai suatu peranan sosial sebagai pria atau wanita.
- Menerima dan menggunakan fisiknya secara efektif.
- Mencapai kebebasan emosional dari orangtua/orang lain.
- Mencapai kebebasan keterjaminan ekonomis.
- Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan/jabatan.
- Mempersiapkan diri untuk berkeluarga.
- Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual yang diperlukan sebagai warga negara.
- Menghendaki dan mencapai kemampuan bertindak secara bertanggung jawab.
- Mengembangkan sistem nilai dan etika sebagai pegangan bertindak.
Sunaryo Kartadinata (Supriatna, 2011: 121), berdasarkan hasil
penelitian empiris sejak 1996 merumuskan tugas-tugas perkembangan yang
lebih mempertimbangkan kultur Indonesia menjadi 10 aspek perkembangan
pada usia SD dan SLTP, dan 11 aspek pada usia SLTA dan perguruan tinggi.
perbedaan di antara keempat tingkatan jenjang pendidikan tersebut bukan
pada lingkup aspeknya melainkan pada kualitas pencapaiannya.
Aspek-aspek tersebut adalah:
- Landasan Hidup Religius
- Sembahyang dan berdoa
- Belajar agama
- Keimanan
- Sabar
- Landasan Perilaku Etis
- Jujur
- Hormat kepada orang tua
- Sikap sopan dan santun
- Ketertiban dan kepatuhan
- Kematangan Emosional
- Kebebasan dalam mengemukakan pendapat
- Tidak cemas
- Pengendalian emosi
- Kemampuan menjaga stabilitas emosi
- Kematangan Intelektual
- Sikap kritis
- Sikap rasional
- Kemampuan membela hak pribadi
- Kemampuan menilai
- Kesadaran Tanggung Jawab
- Mawas diri
- Tanggung jawab atas tindakan pribadi
- Partisipasi pada lingkungan
- Displin
- Peran Sosial sebagai Pria dan Wanita
- Perbedaan pokok laki-laki dan perempuan
- Peran sosial sesuai dengan jenis kelamin
- Tingkah laku dan kegiatan sesuai dengan jenis kelamin
- Cita-cita sesuai dengan jenis kelamin
- Penerimaan Diri dan Pengembangannya
- Kondisi fisik
- Kondisi mental
- Pengembangan cita-cita
- Pengembangan pribadi
- Kemandirian Perilaku Ekonomis
- Upaya menghasilkan uang
- Sikap hemat dan menabung
- Bekerja keras dan ulet
- Tidak mengharap pemberian orang
- Wawasan Persiapan Karir
- Pemahaman jenis kelamin
- Kesungguhan belajar
- Upaya meningkatkan keahlian
- Perencanaan belajar
- Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
- Pemahaman tingkah laku orang lain
- Kemampuan berempati
- Kerja sama
- Kemampuan hubungan sosial
- Persiapan Diri untuk Pernikahan dan Hidup Berkeluarga
- Pemilihan pasangan/teman hidup
- Kesiapan menikah
- Membangun keluarga
- Reproduksi yang sehat
Daftar Pustaka:
Supriatna, M. (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
mantap kk lanjutkan moga blog ini bakal menjadi blog yang populer yohohohoh
BalasHapusayah ang
BalasHapus