Senin, 12 November 2012

Tugas dan Perkembangan Remaja

Tugas Perkembangan Remaja


      Perkembangan merupakan istilah yang menunjukkan suatu perubahan pada aspek psikis dan lebih bersifat kualitatif, seperti aspek emosi, kognisi, bahasa, keagamaan, keluwesan dalam bertindak, dan sebagainya. Pertumbuhan lebih menunjukkan  pada perubahan individu dari segi fisik dan bersifat kuantitatif, seperti pertambahan tinggi badan, pertambahan atau perubahan jumlah tulang belulang, pertumbuhan gigi, dan lain-lain.
      Istilah kematangan menunjukkan pada suatu fase kesiapan individu untuk menjalankan fungsi tertentu (kesiapan untuk berubah) sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhannya. Umpamanya kematangan reproduktif yang ditandai dengan menstruasi pertama yang dialami remaja putri, atau polusi atau mimpi basah yang dialami remaja putra, kesiapan untuk berjalan, kesiapan untuk sekolah, dan sebagainya. Dan istilah belajar lebih mengacu pada upaya individu untuk terjadinya perubahan perilaku.
       Sangat diyakini bahwa tingkat perubahan yang dicapai seseorang akan sangat dipengaruhi oleh keragaman ‘tuntutan’ tingkat kematangan, pertumbuhan, perkembangan, dan lingkungannya. Tuntutan itu disebut dengan istilah tugas perkembangan. Karena tugas perkembangan itu umumnya digambarkan sebagai suatu kemampuan atau keterampilan yang harus dikuasai seseorang, maka menurut Nurhudaya (Supriatna, 2011: 119) tugas perkembangan dapat dirumuskan sebagai suatu atau seperangkat kompetensi yang harus dimiliki seseorang dalam setiap fase perkembangan, yang timbul dari tuntutan lingkungan (masyarakat, keluarga, lingkungan sosial, dan sebagainya), perkembangan fisik (kematangan organ-organ fisik), dan aspirasi, cita-cita atau karakteristik pribadi masing-masing individu. Keterampilan-keterampilan itu harus dimiliki atau dicapai oleh seseorang agar ia ‘menjadi seorang manusia’ atau dapat ‘mempertahankan dirinya sebagai manusia’, atau untuk dapat menjalani kehidupannya. Keterampilan atau kompetensi itu juga sering disebut dengan Life skills atau Skills for Life.
         Tugas perkembangan yang harus dicapai seseorang berbeda untuk setiap tahapnya, sesuai dengan tuntutan empat faktor tersebut di atas. Menurut Havigust (Supriatna, 2011: 120), tugas perkembangan usia remaja adalah sebagai berikut:
  1. Mencapai hubungan-hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis.
  2. Mencapai suatu peranan sosial sebagai pria atau wanita.
  3. Menerima dan menggunakan fisiknya secara efektif.
  4. Mencapai kebebasan emosional dari orangtua/orang lain.
  5. Mencapai kebebasan keterjaminan ekonomis.
  6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan/jabatan.
  7. Mempersiapkan diri untuk berkeluarga.
  8. Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual yang diperlukan sebagai warga negara.
  9. Menghendaki dan mencapai kemampuan bertindak secara bertanggung jawab.
  10. Mengembangkan sistem nilai dan etika sebagai pegangan bertindak.
Sunaryo Kartadinata (Supriatna, 2011: 121), berdasarkan hasil penelitian empiris sejak 1996 merumuskan tugas-tugas perkembangan yang lebih mempertimbangkan kultur Indonesia menjadi 10 aspek perkembangan pada usia SD dan SLTP, dan 11 aspek pada usia SLTA dan perguruan tinggi. perbedaan di antara keempat tingkatan jenjang pendidikan tersebut bukan pada lingkup aspeknya melainkan pada kualitas pencapaiannya. Aspek-aspek tersebut adalah:
  1. Landasan Hidup Religius
    1. Sembahyang dan berdoa
    2. Belajar agama
    3. Keimanan
    4. Sabar
  2. Landasan Perilaku Etis
    1. Jujur
    2. Hormat kepada orang tua
    3. Sikap sopan dan santun
    4. Ketertiban dan kepatuhan
  3. Kematangan Emosional
    1. Kebebasan dalam mengemukakan pendapat
    2. Tidak cemas
    3. Pengendalian emosi
    4. Kemampuan menjaga stabilitas emosi
  4. Kematangan Intelektual
    1. Sikap kritis
    2. Sikap rasional
    3. Kemampuan membela hak pribadi
    4. Kemampuan menilai
  5. Kesadaran Tanggung Jawab
    1. Mawas diri
    2. Tanggung jawab atas tindakan pribadi
    3. Partisipasi pada lingkungan
    4. Displin
  6. Peran Sosial sebagai Pria dan Wanita
    1. Perbedaan pokok laki-laki dan perempuan
    2. Peran sosial sesuai dengan jenis kelamin
    3. Tingkah laku dan kegiatan sesuai dengan jenis kelamin
    4. Cita-cita sesuai dengan jenis kelamin
  7. Penerimaan Diri dan Pengembangannya
    1. Kondisi fisik
    2. Kondisi mental
    3. Pengembangan cita-cita
    4. Pengembangan pribadi
  8. Kemandirian Perilaku Ekonomis
    1. Upaya menghasilkan uang
    2. Sikap hemat dan menabung
    3. Bekerja keras dan ulet
    4. Tidak mengharap pemberian orang
  9. Wawasan Persiapan Karir
    1. Pemahaman jenis kelamin
    2. Kesungguhan belajar
    3. Upaya meningkatkan keahlian
    4. Perencanaan belajar
  10. Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
    1.  Pemahaman tingkah laku orang lain
    2. Kemampuan berempati
    3. Kerja sama
    4. Kemampuan hubungan sosial
  11. Persiapan Diri untuk Pernikahan dan Hidup Berkeluarga
    1. Pemilihan pasangan/teman hidup
    2. Kesiapan menikah
    3. Membangun keluarga
    4. Reproduksi yang sehat
Daftar Pustaka:
Supriatna, M. (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

2 komentar: